“Jangan
pernah meremehkan penghapus, tubuhnya semakin mengecil seiring perannya
membantu pensil”.
Setelah
dipakai berhari-hari untuk menyelesaikan banyak gambar, sebuah pensil dan
sebuah penghapus diletakkan di atas meja oleh pemiliknya. Ruangan menjadi sunyi
senyap begitu si arsitek menyelesaikan gambarnya dan bergegas keluar dari
pintu. Tertinggallah mereka berdua, berhadap-hadapan di tengah meja yang nampak
masih berserakan.
Pensil: Maafkan aku...
Penghapus: Untuk apa? Kamu tidak melakukan sesuatu yang salah..
Pensil: Lihatlah, tubuhmu mengecil.. Maafkan aku sudah membuatmu menderita. Setiap kali aku berbuat kesalahan, kamu selalu ada untuk menghapusnya. Namun untuk melakukan itu, kamu harus kehilangan bagian tubuhmu. Kamu menjadi semakin kecil dan semakin mengecil setiap kali membantuku.
Penghapus: Ya, memang benar. Tapi aku sungguh-sungguh tidak keberatan. Kamu paham benar aku memang diciptakan seperti ini. Aku diciptakan untuk membantumu setiap kali kamu melakukan kesalahan. Walaupun aku sadar, suatu hari nanti aku akan habis dan kamu akan menggantiku dengan yang baru, tapi aku benar-benar senang dengan peranku. Jadi, tolong jangan bersedih, dan jangan khawatir. Aku tidak suka melihatmu sedih.
Orang tua dan anak tiada beda dengan pensil dan penghapus. Mereka selalu ada untuk anak-anaknya, mengurusi, membenahi dan menyelesaikan kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh sang anak. Sering kali dalam perannya sebagai orang tua, mereka harus merasakan sakit fisik maupun psikis. Belum lagi omongan orang yang harus ditanggung orang tua karena ulah yang dibuat anaknya.
Seiring waktu kemampuan orang tua semakin menurun, badannya semakin lemah dan pada saatnya akan tiada lagi di dunia ini. Mungkin beratnya beban kehidupan membuat kondisi mereka menurun lebih cepat, mungkin akibat stres memikirkan perilaku anak-anaknya membuat mereka semakin lemah.
Walaupun para orang tua sadar, suatu saat anak-anaknya akan menemukan seseorang yang akan mendampingi hidupnya, meneruskan fungsi 'penghapus' dari para orang tua, tapi mereka tetap senang dengan apa yang mereka lakukan untuk anaknya. Orang tua tetap tidak suka melihat anaknya bersedih atau mengkhawatirkan sesuatu.
Saat tubuhnya telah renta, dan si anak mungkin tidak membutuhkannya lagi, orang tua sering kali tetap ingin melakukan sesuatu untuk anaknya. Tidak jarang maksud baik ini justru menimbulkan kesulitan dan kesalahpahaman antara anak dan orang tuanya yang sudah lemah. Namun jika Anda mengingat percakapan antara pensil dan penghapus ini, Anda tidak akan lupa betapa orang tua Anda telah mengecil dan mengecil demi Anda.
Pada saatnya nanti Anda juga akan beralih dari sebuah pensil menjadi sebuah penghapus untuk anak-anak Anda. Namun jangan menunggu saat itu untuk menyadari peran mulia orang tua Anda. Sadari sekarang, dan hargailah 'penghapus' Anda sebelum semakin kecil dan menghilang. (wo/miw)---(maaf sy lupa mendapat sumber ini dari mana)
Pensil: Maafkan aku...
Penghapus: Untuk apa? Kamu tidak melakukan sesuatu yang salah..
Pensil: Lihatlah, tubuhmu mengecil.. Maafkan aku sudah membuatmu menderita. Setiap kali aku berbuat kesalahan, kamu selalu ada untuk menghapusnya. Namun untuk melakukan itu, kamu harus kehilangan bagian tubuhmu. Kamu menjadi semakin kecil dan semakin mengecil setiap kali membantuku.
Penghapus: Ya, memang benar. Tapi aku sungguh-sungguh tidak keberatan. Kamu paham benar aku memang diciptakan seperti ini. Aku diciptakan untuk membantumu setiap kali kamu melakukan kesalahan. Walaupun aku sadar, suatu hari nanti aku akan habis dan kamu akan menggantiku dengan yang baru, tapi aku benar-benar senang dengan peranku. Jadi, tolong jangan bersedih, dan jangan khawatir. Aku tidak suka melihatmu sedih.
Orang tua dan anak tiada beda dengan pensil dan penghapus. Mereka selalu ada untuk anak-anaknya, mengurusi, membenahi dan menyelesaikan kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh sang anak. Sering kali dalam perannya sebagai orang tua, mereka harus merasakan sakit fisik maupun psikis. Belum lagi omongan orang yang harus ditanggung orang tua karena ulah yang dibuat anaknya.
Seiring waktu kemampuan orang tua semakin menurun, badannya semakin lemah dan pada saatnya akan tiada lagi di dunia ini. Mungkin beratnya beban kehidupan membuat kondisi mereka menurun lebih cepat, mungkin akibat stres memikirkan perilaku anak-anaknya membuat mereka semakin lemah.
Walaupun para orang tua sadar, suatu saat anak-anaknya akan menemukan seseorang yang akan mendampingi hidupnya, meneruskan fungsi 'penghapus' dari para orang tua, tapi mereka tetap senang dengan apa yang mereka lakukan untuk anaknya. Orang tua tetap tidak suka melihat anaknya bersedih atau mengkhawatirkan sesuatu.
Saat tubuhnya telah renta, dan si anak mungkin tidak membutuhkannya lagi, orang tua sering kali tetap ingin melakukan sesuatu untuk anaknya. Tidak jarang maksud baik ini justru menimbulkan kesulitan dan kesalahpahaman antara anak dan orang tuanya yang sudah lemah. Namun jika Anda mengingat percakapan antara pensil dan penghapus ini, Anda tidak akan lupa betapa orang tua Anda telah mengecil dan mengecil demi Anda.
Pada saatnya nanti Anda juga akan beralih dari sebuah pensil menjadi sebuah penghapus untuk anak-anak Anda. Namun jangan menunggu saat itu untuk menyadari peran mulia orang tua Anda. Sadari sekarang, dan hargailah 'penghapus' Anda sebelum semakin kecil dan menghilang. (wo/miw)---(maaf sy lupa mendapat sumber ini dari mana)